Jadi, what makes a social media, social media adalah aspek kontennya yang diciptakan oleh masyarakat umum (sosial): sebuah penggabungan sosiologi dengan fasilitas teknologi. Merubah hubungan komunikasi one-to-many (dari media yang dimilki para pemodal saja) ke many-to-many (dari masyarakat untuk masyarakat).
Sedangkan Social Media Marketing adalah salah satu bentuk marketing dengan menggunakan konsep Social Media. Memasarkan (marketing) sesuatu (product, brand, issue, etc) menggunakan tools-tools social media dengan memanfaatkan ‘masyarakat yang turut berpartisipasi di social media’ dalam campaignya.
Poin-poin menggunakan social media untuk tujuan marketing dibahas dengan apik di NavinoT pada tulisannya Social Media Marketing: Fish Where The Fish Are :
- Mencari Customer
- Menyebarkan awareness di social media dengan konsep “give and receive”
- Menjadi atau mempengaruhi para pengaruh (influecer) atau ‘seleb’ di social media yang memiliki banyak follower agar awareness yang kita tebarkan ikut terangkat
- Menunjukan awareness dari sudut pandang lain
- Melakukannya dengan kontinyu
- Mengukur campaign anda disana
Contoh lain dari aplikasi social media marketing adalah penggunaan Twitter: Twitter yang arus pertukaran informasi dan respons sangat cepat dan efisien -dengan dukungan pengguna fanatiknya- sudah menjadikannya salah satu tools social media terefisien. Mulai dari Anthony Robbins hingga CNN menggunakan twitter untuk keep in touch dan menyebarkan awareness dengan para “customer”nya.
Salah satu contoh terkeren dari social media marketing adalah website ideastorm-nya DELL Computer: Di ideastorm, customer Dell berkumpul dan menyampaikan uneg-uneg mereka dan harapan akan produk baru DELL di masa depan. Salah satu keputusan yang diambil berdasarkan masukan customer di ideastorm adalah di bundle-nya Distro Linux di beberapa varian produk DELL yang -kalau kata Pak Nukman Lutfie- mencederai kerjasama jangka panjang DELL dengan Microsoft. Dalam perkembangannya, bahkan Ideastorm dapat menjaring 11 ribu gagasan dari customer dan 85 ribu komentardari pelanggan yang saling berkomunikasi tentang produk-produk DELL.
Saya sendiri pernah (dan sedang) melakukannya dalam skala kecil. Belum terlalu ter-organized sih, namun cukup lah sebagai sebuah contoh: Memasarkan vespa melalui blog. Langkahnya:
- Ciptakan blog yang worth to trust atau bisa dipercaya. Kalau berdasarkan fish where the fish are, ini langkah Be There Before Sale.
- Lalu, isi blog dengan post yang berkualitas. Warm Up The Funnel: Tujuannya agar blog lebih worth to trust dan jika di tilik dari SEO – dimana pengunjung kebanyakan datang- membuat blog menjadi lebih berharga untuk masuk halaman pertama pencarian
- Tulis posting penawaran dengan aspek SEO yang baik untuk masuk halaman pertama SERP.
- Turut promosi melalui facebook, dll.
- Visitor berdatangan..
- Bam! produk pun terjual
- Buat markas besar online anda: Bisa berupa blog,website or whatever.
- Cari dimana pangsa pasar anda berada: menggunakan search twitter, facebook group, quiz application, google blog search, atau apapun
- Distribusikan sesuatu yang unik dan disukai oleh komunitas pasar melalu tools social media: Blog, Twitter, dll
- Jadi influencer di topik tersebut -atau jika ini terlalu memakan waktu- dekati influencer di pangsa pasar anda agar mereka ‘menyebut’ nama anda disana
- Visitor berdatangan ke ‘Markas Besar’ anda
- Sambut mereka dengan conversation yang mereka butuhkan dan penawaran.
- Setelah penawaran? Sisanya sebagaimana apa yang kita ketahui tentang bisnis kan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar